Thursday, November 18, 2010

Rekaman Lara lulu

by Ayu Fitri Utami on Sunday, August 29, 2010 at 5:05pm
Tak ada yg lbh elok ketika melihat angka nol di sudut mata itu
Gelapnya mengkaburkan sosokmu
Tapi ada rasa yang terbaca dalam menyelami semuanya
Ada ribuan kalimat yg terurai dalam kebisuan
Dan ada ratus ribuan petuah dalam hati
Bagai petasan yang meledakan air janji

Kesederhanaan ini adalah wujud dari angka nol yg ingin di baca
Membawa diksi yg membebat
Membawanya terbang dengan ketololan
Atau geli karena kebodohan
Akan terus kugali kucari arti dibalik batu besar ini
Seperti diksi yang kau jerat

Sunday, November 14, 2010

MM

by Ayu Fitri Utami on Tuesday, October 19, 2010 at 3:53pm
Maju belum tentu takkan mundur
Mundur belum tentu takkan maju
Lantunan ini berjalan satu arah
Apakah akan terus maju lalu mundur?

Melirik kebelakang bukan berarti akan mundur
Menatap ke depan bukan berarti melupakan yang di belakang
Saya maju berawal dari belakang
Depan ada karena belakang

Evolusi terus berjalan, diri pun ikut berevolusi. Tak aneh kujumpai sosok yang lain dari mereka, karena memang semua wajar. Mereka terjatuh hari ini.
Evolusi terus berjalan, wajar jika kita semakin kaya akan rasa. Menciptakan rasa kepada sesama agar rasa semakin kaya.
Hingga akhirnya maju dan melirik indahnya belakang.

Seganlah pada diri anda sendiri

by Ayu Fitri Utami on Tuesday, August 3, 2010 at 9:14pm
Jika anda menuntut orang lain untuk bersikap disiplin maka terapkan itu pada diri anda sendiri terlebih dahulu.
Jika anda hebat berteori dalam mengatur semuanya maka tunjukan dalam prakteknya.
Jika anda menuntut orang lain untuk on-time, contohkan on-time anda pada kami disini.
Jika anda merasa anda peduli, berkontribusilah dengan kami disini.
Jika anda anggap mereka-mereka nggak beres, tunjukkan jika kerjaan anda beres.
Jika anda anggap mereka salah tunjukkan kebenaran itu dengan cara anda sendiri.

Kita disini berproses, ada kalanya kita salah atau labil dalam proses ini. Alangkah baiknya jika kita semua saling menghormati, menghargai, mengingatkan dan memberi kesempatan. Betapa indahnya kebersamaan jika kita rajut dalam naungan persaudaraan. Ucapkan kata-kata yang positif untuk sesama, bukan tuntutan yg membuat orang lain gerah dan menghindar. Apalagi jika anda terlalu menuntut tanpa bercermin bagaimana anda bersikap didepan orang yang anda tuntut.

Hanya sedikit pandangan saja dari saya,

Seganlah pada diri anda sendiri!

Berbeda

by Ayu Fitri Utami on Thursday, September 16, 2010 at 8:27am
Kenapa kami harus berbeda? Hingga aku tak bisa menampakkan diri di depannya.

Dari celah koral, yang mematung, aku bisa melihatnya. Merekahkan senyum, atau menyapa ramah pada semua orang. Ingin rasanya panah itu menikamku.
Dari celah koral, aku melihatmu bercakap. Namun entah apa artinya, karena bahasaku adalah sebatas rasa.

Pernahku membopong badan itu hingga urat pantai. Nafasku pendek karena ini bukan alamku. Dibukanya indera dan kau bercakap padaku. Apa? Aku tak mengerti bahasamu. Segera aku menyeret ekor ini ke lautan, karena orang-orang berlari padamu. Insang ini tak rusak, dan aku normal kembali.

Dari celah inilah aku merasa, dan hanya rasa yg bercakap. Sang hati mengais iba, ingin seperti dia. Namun apa daya, tuhan membuatnya menawan dengan caranya. Jika rasa ini akan membuat kadarnya tetap utuh, mungkin rasa inilah arti dari penjagaan hati.

‘Tarik Ulur Jari Spontanitas’

Anakku Mengandung Aku

by Ayu Fitri Utami on Sunday, November 14, 2010 at 11:47am
Dia ku kandung, pernah ada dalam kandunganku. Namun jauh dari itu aku merasa dikandung olehnya. Anakku mengandung aku.

Merasakannya menendang dalam rahim kecilku, membuatku takjub dan bersyukur. ‘ini rasa yang ajaib. Makhluk seperti apa yang Kau titipkan kepadaku?’ merasakannya berputar, membuatku sesekali linu karenanya, namun lagi-lagi rasa takjub ini mengalahkan rasa apalah tadi.

Sesekali kami membahas sejuta mimpi atas anak ini, aku dengan suamiku, sambil bersenderan di taman belakang rumah kecil yang baru saja selesai kami cicil. Anakku kelak akan menjadi jawara kelas, gagah seperti ayahnya, dan lantang membawa azam-Nya. Bermimpi, membangkitkan do’a-do’a agar kelak anakku membahagiakanku. Saat ini, aku terpuaskan akan mimpi.

Melihatmu nyata dalam ayunan suamiku, mendengarkan dia melantunkan adzan pada telinga kecil itu, membuatku menangis, ‘hai makhluk mungil, rasakan belaianku, dan panggil aku ibu sesegera mungkin. Aku rindu’

Aku merasakan air yang mengalir ke arah mulutmu, kita menyatu. Kenikmatan ketika menyusuimu, ibarat do’a-do’a yang mengalir dalam darahmu. Tumbuhlah kamu, bersama sebagian dari aku di dalam tubuhmu.

Menyiapkan makanan di meja, mengantarkanmu ke sekolah, mengajarimu berhitung, menggosok tangan kotor itu, memelukmu ketika menangis, mendengar cerita-ceritamu, aku rangkum dalam album nurani yang menghibur di hari yang padat ini.

Aku dan kamu, lagi-lagi mengingatkanku bahwa kita individu yang berbeda dihadapan-Nya. Kamu, hanya dititipkan kepadaku. Allah melengkapi diriku dengan keberadaanmu, hinggaku memilih untuk membesarkanmu sendiri, meninggalkan materi. Kamu melengkapiku. Dan kamu mengandungku di nikmatnya dunia ini.

*tarik ulur jari spontanitas*

Thursday, November 11, 2010

SOSOK MENGEMBIRAKAN

by Wahyu Suradi Pranata on Monday, September 21, 2009 at 10:04am
tampaklah kertas bertinta emas
bergambarkan paras yang terpelai
buaiyan sesosok peri cantik
elokkan lukisan sang pencipta

modus tak kenal dunia
dari awal lagi ya dia berkata
awalan yang telah berakhir
akhir yang berawal kembali

pesonanya ingin dimiliki, sepertinya!
tapi lenyap dan tak bisa dimiliki
waktunya bukan sekarang
bisikan peri cantik itu

dia hanya sekadar lukisan sekarang
yang nanti harus di beli
tapi nanti setelah ku berada dalam keberadaan
hahaha, kan ku kejar sosok mengembirakan

puisi ria!

by Wahyu Suradi Pranata on Monday, May 10, 2010 at 8:04pm

WAKIL RAKYAT



wakil yang tak mewakili
hanya untuk kepentingan sendiri
awalnya menarik hati
akhirnya tuk sendiri

dimana hati sang wakil rakyat itu ?
dia tak tahu apa yang ia tanggung saat ini
sekarang ia bisa tertawa
tapi nanti entah bagaimana ?

sadarlah wahai engkau para wakil kami
sesungguhnya kami mendukung bila kau bersama kami
layanilah kami dengan sebenarnya saudaraku...


--------------------------------------------------------------------

TAK MERATA



rataan itu tak sebenarnya
tak merata dan membawa
mengapa kau percaya begitu saja ?
lihatlah saudara-saudara kami disana
mereka menangis, tak dapat padi
mereka kering, tak dapat air
disini sedang berusaha, kan membawa dan meratakan semuannya
janganlah bertampang bijak tapi tak bijak

Sedikit Sentuhan Puisi

by Wahyu Suradi Pranata on Wednesday, November 4, 2009 at 12:01am
Sang pangeran ingin Di Taman saat ini

hampa ~
tapi mungkinkah hampa ?
indah
tapi mungkinkah indah ?
dinamis, estetis bahkan autis
kami disini ingin hidup
dengan beberapa tetes yang dirasa butuh
dan yang dibutuh itu hanya pohon yang berbunga

mana, mana-mana man
sana, sanaapasini
seiring detik/detak mengiringi
waktukan menemukannya
tapi sang pangeran tak sanggup lagi mengungkapkannya
tak tahan lagi, sungguh-sungguh dan sungguh
merpati yang ingin digapai
cerminan paras bidadari
cerminan lukisan menenangkan/menegangkan

pikir-tak menentu-ingin-tak dijawab
dekat-tak terungkap-jauh-ingin dibalas
cukup hanya itu yang sang pangeran butuh saat ini

Akhwat Sejati dari Solusi Islam

by Wahyu Suradi Pranata on Thursday, August 19, 2010 at 10:24am
Suatu hari aisyah kecil bertanya pada ayahnya.
Abi ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?”
Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum:

Anakku …
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang memesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan, tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.

“Lantas apa lagi Abi?”, sahut putrinya.

Ketahuilah putriku …
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah …

Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Setelah itu sang anak kembali bertanya, “Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?”

Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,”Pelajarilah mereka!”

Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rosulullah”

**********

Akhwat sejati tidak dilihat dari jilbabnya yang anggun, tetapi dilihat dari kedewasaannya dalam bersikap.

Akhwat sejati tidak dilihat dari retorikanya ketika aksi, tetapi dilihat dari kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari banyaknya ia berorganisasi,tetapi sebesar apa tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah.

Akhwat sejati tidak dilihat dari kehadirannya dalam syuro’, tetapi dilihat dari kontribusinya dalam mencari solusi dari suatu permasalahan.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tasnya yang selalu membawa Al - Qur’an,tetapi dilihat dari hafalan dan pemahamannya akan kandungan Al - Qur’an tersebut.

Akhwat sejati tidak dilihat dari aktivitasnya yang seabrek,tetapi bagaimana ia mampu mengoptimalisasi waktu dengan baik.

Akhwat sejati tidak dilihat dari IP-nya yang cumlaude, tetapi bagaimana ia mengajarkan ilmunya pada umat.

Akhwat sejati tidak dilihat dari tundukan matanya ketika interaksi, tetapi bagaimana ia mampu membentengi hati.

Akhwat sejati tidak dilihat dari partisipasinya dalam menjalankan kegiatan, tetapi dilihat dari keikhlasannya dalam bekerja.

Akhwat sejati tidak dilihat dari sholatnya yang lama, tetapi dilihat dari kedekatannya pada Robb di luar aktivitas sholatnya.

Akhwat sejati tidak dilihat kasih sayangnya pada orang tua dan teman - teman, tetapi dilihat dari besarnya kekuatan cinta pada Ar - Rahman Ar - Rahiim.

Akhwat sejati tidak dilihat dari rutinitas dhuha dan tahajjudnya, tetapi sebanyak apa tetesan air mata penyesalan yang jatuh ketika sujud.


--Fahmi Azzam--

maaf sembarangan nge tag!
semoga bermanfaat...
amin!

Istimewanya Wanita

by Wahyu Suradi Pranata on Thursday, August 19, 2010 at 10:24am
Istimewanya Wanita

Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini :
Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
Dll.

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA". Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?
Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.
Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : salat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita... kan

Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut tunduk kepada cara-cara peraturan buatan mereka. (emansipasi ala western) Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumnya peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan hukum buatan manusia. Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu.

Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik, maka surga adalah jaminannya. (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).

Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.

Bahaya Menyia-nyiakan Salat

by Wahyu Suradi Pranata on Friday, April 2, 2010 at 8:00am

“Maka, datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelak) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui sesesatan. Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh.” (Maryam: 59-60).

Ibnu Abbas berkata, “Makna menyia-yiakan salat salat bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya.”

Imam para tabi’in, Sa’id bin Musayyib berkata, “Maksudnya adalah orang itu tidak mengerjakan salat duhur sehingga datang waktu asar; tidak mengerjakan asar sehingga datang magrib; tidak salat magrib sampai datang isya; tidak salat isya sampai fajar menjelang; tidak salat subuh sampai matahari terbit. Barang siapa mati dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini dan tidak bertobat, Allah menjanjikan baginya Ghayy, yaitu lembah di neraka Jahanam yang sangat dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya.”

“Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lupa akan salatnya.” Al-Maa’uun: 4-5). Orang-orang lupa adalah orang-orang yang lalai dan meremehkan salat.

Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang orang-orang yang lupa akan salatnya. Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya.”

Mereka disebut orang-orang yang salat. Namun, ketika mereka meremehkan dan mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya, mereka diancam dengan Wail, azab yang berat. Ada juga yang mengatakan bahwa Wail adalah sebuah lembah di neraka Jahanam, jika gunung-gunung yang ada dimasukkan ke sana niscaya akan meleleh semuanya karena sangat panasnya. Itulah tempat bagi orang-orang yang meremehkan salat dan mengakhirkannya dari waktunya. Kecuali, orang-orang yang bertobat kepada Allah Taala dan menyesal atas kelalaiannya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9).

Para mufasir menjelaskan, “Maksud mengingat Allah dalam ayat ini adalah salat lima waktu. Maka, barang siapa disibukkan oleh harta perniagaannya, kehidupan dunianya, sawah ladangnya, dan anak-anaknya dari mengerjakan salat pada waktunya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi.”

Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Amal yang pertama kali dihisab padahari kiamat dari seorang hamba adalah salatnya. Jika salatnya baik maka telah sukses dan beruntunglah ia, sebaliknya, jika rusak, sungguh telah gagal dan merugilah ia.” (HR Tirmizi dan yang lain dari Abu Hurairah. Ia berkata, “Hasan Gharib.”)

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ (Tiada yang berhak diibadahi selain Allah) dan mengerjakan salat serta membayar zakat. Jika mereka telah memenuhinya, maka darah dan hartanya aku lindungi kecuali dengan haknya. Adapun hisabnya maka itu kepada Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dan, “Barang siapa menjaganya maka ia akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat nanti. Sedang yang tidak menjaganya, maka tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari itu. Pada hari itu ia akan dikumpulkan bersama Firaun, Qarun, Haman, dan ubay bin Khalaf.” (HR Ahmad).

Sebagian ulama berkata, “Hanyasanya orang yang meninggalkan salat dikumpulkan dengan empat orang itu karena ia telah menyibukkan diri dengan harta, kekuasaan, pangkat/jabatan, dan perniagaannya dari salat. Jika ia disibukkan dengan hartanya, ia akan dikumpulkan bersama Qarun. Jika ia disibukkan dengan kekuasaannya, ia akan dikumpulkan dengan Firaun. Jika ia disibukkan dengan pangkat/jabatan, ia akan dikumpulkan bersama Haman. Dan, jika ia disibukkan dengan perniagaannya akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf, seorang pedagang yang kafir di Mekah saat itu.”

Mu’adz bin Jabal meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa meninggalkan salat wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari Allah Azza wa Jalla.” (HR Ahmad).

Umar bin Khattab berkata, “Sesungguhnya tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan salat.” Umar bin Khattab meriwayatkan, telah datang seseorang kepada Rasulullah saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, amal dalam Islam apakah yang paling dicintai oleh Allah Taala?” Beliau menjawab, “Salat pada waktunya. Barang siapa meninggalkannya, sungguh ia tidak lagi memiliki agama lagi, dan salat itu tiangnya agama.”

Kala Umar terluka karena tusukan, seseorang mengatakan, “Anda tetap ingin mengerjakan salat, wahai Amirul Mukminin?” “Ya, dan sungguh tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan salat,” jawabnya. Lalu, ia pun mengerjakan salat, meski dari lukanya mengalir darah yang cukup banyak.

Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa berjumpa dengan Allah dalam keadaan menyia-nyiakan salat, Dia tidak akan mempedulikan sautu kebaikan pun darinya.”

Ibnu Hazm berkata, “Tidak ada dosa yang lebih besar sesudah syirik, selain mengakhirkan salat dari waktunya dan membunuh seorang mukmin bukan dengan haknya.”

Aun bin Abdullah berkata, “Apabila seorang hamba dimasukkan ke dalam kuburnya, ia akan ditanya tentang salat sebagai sesuatu yang pertama kali ditanyakan. Jika baik barulah amal-amalnya yang lain dilihat. Sebaliknya, jika tidak, tidak ada satu amalan pun yang dilihat (dianggap tidak baik semuanya).”

Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seorang hamba mengerjakan salat di awal waktu, salat itu –ia memiliki cahaya– akan naik ke langit sehingga sampai ke Arsy, lalu memohonkan ampunan bagi orang yang telah mengerjakannya, begitu seterusnya sampai hari kiamat. Salat itu berkata, ‘Semoga Allah menjagamu sebagaimana kamu telah menjagaku.’ Dan, apabila seorang hamba mengerjakan salat bukan pada waktunya, salat itu–ia memiliki kegelapan–akan naik ke langit. Sesampainya di sana ia akan dilipat seperti dilipatnya kain yang usang, lalu dipukulkan ke wajah orang yang telah mengerjakannya. Salat itu berkata, ‘Semoga Allah menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakanku’.”

Rasulullah saw. bersabda, “Ada tiga orang yang salatnya tidak diterima oleh Allah: seseorang yang memimpin suatu kaum padahal kaum itu membencinya; seseorang yang mengerjakan salat ketika telah lewat waktunya; dan seseorang yang memperbudak orang yang memerdekakan diri.” (HR Abu Dawud dari Abdullah bin Amru bin Ash).

Beliau saw. juga bersabda, Barang siapa menjamak dua salat tanpa ada uzur, sungguh ia telah memasuki pintu terbesar di antara pintu-pintu dosa besar.”

Dalam sebuah hadis yang lain disebutkan, “Sesungguhnya orang yang selalu menjaga salat wajib niscaya akan dikaruniai oleh Allah SWT dengan lima karamah:ditepis darinya kesempitan hidup, dijauhkan ia dari azab kubur, diterimakan kepadanya cacatan amalnya dengan tangan kanan, ia akan melewati shirath seperti kilat yang menyambar, dan akan masuk surga tanpa hisab.

Sebaliknya, orang yang menyia-nyiakannya niscaya akan dihukum oleh Allah dengan empat belas (14) hukuman: lima di dunia, tiga ketika mati, tiga di alam kubur, dan tiga lagi ketika keluar dari kubur.

Kelima hukuman di dunia adalah barakah dicabut dari hidupnya, tanda sebagai orang saleh dihapus dari wajahnya, semua amalan yang dikerjakannya tidak akan diberi pahala oleh Allah, doanya tidak akan diangkat ke langit, dan dia tidak akan mendapat bagian dari doanya orang-orang saleh.

Hukuman yang menimpanya ketika mati adalah dia akan mati dalam kehinaan, dalam kelaparan, dan dalam kehausan. Meskipun ia diberi minum air seluruh lautan dunia, semua itu tidak mampu menghilangkan dahaganya.

Hukuman yang menimpanya dikubur adalah kuburnya menyempit sehingga tulang-tulangnya remuk tak karuan, dinyalakan di sana api yang membara siang-malam, dan ia dihidangkan kepada seekor ular yang bernama As-Suja al-Aqra. Kedua bola matanya dari api, kuku-kukunya dari besi, dan panjang tiap kuku itu sejauh perjalanan satu hari. Ular itu terus-menerus melukai si mayit sambil berkata, ‘Akulah As-Suja al-Aqra!’ Seruannya bagaikan gemuruh halilintar, ‘Aku diperintah oleh Rabku untuk memukulmu atas kelakuanmu yang menunda-nunda salat subuh sampai terbit matahari, juga atas salat zuhur yang kau tunda-tunda sampai masuk waktu asar, juga atas asar yang kau tunda-tunda sampai magrib, juga atas magrib yang kau tunda-tunda sampai isya, dan atas isya yang kau tunda-tunda sampai subuh.’ Setiap kali ular itu memukulnya, ia terjerembab ke bumi selama 70 hasta.

Demikian keadaannya sampai datangnya hari kiamat nanti. Adapun hukuman yang menimpanya sekeluarnya dari kubur pada hari kiamat adalah hisab yang berat, kemurkaan Rab, dan masuk ke neraka.”

Dikisahkan, seseorang dari kalangan salaf turut menguburkan saudara perempuannya yang mati. Tanpa ia sadari sebuah kantong berisi harta yang ia bawa jatuh dan turut terkubur. Begitu pula dengan mereka yang hadir, tidak satu pun menyadarinya. Sepulang darinya, barula ia sadar. Maka, ia kembali ke makam dan ketika semua orang telah pulang ke tempat masing-masing ia bongkar kembali makam saudaranya itu. Dan ia pun terkejut begitu melihat api yang menyala-nyala dari dalam makam. Serta merta ia kembalikan tanah galian, dan pulang sambil bercucuran air mata. Mendapati ibunya, ia bertanya, “Duhai Ibunda, gerangan apakah yang telah dilakukan oleh saudara perempuanku?” “Mengapa kau menanyakan,anakku?” ibunya balik bertanya. Ia pun menjawab, “Bunda, sungguh aku melihat kuburnya dipenuhi kobaran api.” Lalu, ibunya menangis dan berkata, “Wahaianakku, dulu saudara perempuanmu terbiasa meremehkan dan mengakhirkan salat dari waktunya.”

Ini adalah keadaan mereka yang mengakhirkan salat dari waktunya. Lalu, bagaimana dengan mereka yang tidak mengerjakannya?

Marilah kita memohon pertolongan kepada Allah agar kita selalu dapat menjaga salat pada waktunya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.

Sumber: Al-Kabaair, Syamsuddin Muhammad bin Utsman bin Qaimaz at-Turkmani al-Fariqi ad-Dimasyqi asy-Syafii

kafemuslimah.com

jangan bangga terhadap kemaksiatan, tapi berbanggalah terhadap kebaikan!
kita sudah dewasa, tapi kenapa masih seperti anak kecil!
sesungguhnya orang yang bodoh itu bukan yang tidak naik kelas tapi orang yang tidak beriman kepada ALLAH SWT!
mari berlomba-lomba dalam kebaikan wahai saudaraku!

Wallahu a’lam

KUMPULAN HILANG "Saat ini"

by Wahyu Suradi Pranata on Tuesday, August 17, 2010 at 10:52am

KUMPULAN HILANG "Saat ini"

 KUMPULAN TERIAKAN PUISI

 TAK PERNAH HILANG DARI MULAI SEKARANG

 COLZCREATION
 DiBandung


Aku ini orang tak punya

Saat asap mengesankan ketenangan
Saat pena menerjemahkan bahasa
Saat kau dan aku menari
Saat itu pula aku terjatuh

aku ini tak punya
tak punya apa-apa
lebih jalang disaat jalang

Dimanakah ? saat ku tak butuh
Kapankah ? Ini tak berakhir
Jalangkah ? saat tak berdaya
Aku ini orang tak punya


Hey!

Kata itu terurai ketika tak sempat.
lagi dikala tak berawan
Itu bukan melankolis
yang selalu berfikir setiap bait demi bait

Mengesankan Soekarno ketika berpidato
Hey! kau yang disana...
Ku disini terjebak dalam lara
Serasa tak dirasa mengais asa

Hey, hey, hey... baru ku sadari
Aku harus mengejar seribu harapan


Dalam Arti Tiada

aku menemukan arti saat ku dalam tiada
tiada yang perlu ku sesali
perahu t'lah melaju menembus badai
serigala mengaung, badakpun terbelalai
dalam tiada ku ada
dalam dan lebih dalam
takkan dirasa oleh cermin yang hanya begitu
langitku takkan mendung
melukiskan bougenville di bulan agustus
dan akupun terapung dalam senyum


Oh tangis...

Aku menangis dalam isak
cengeng, manja
teriak jeritan unta dipadang pasir
saya harus pergi ta,
ciuman udara sang malam
kasih oh..
tangisku...


Raungan hari demi hari

Aku bertahan dalam gelap
Aku bertahan dalam sakit
Aku bertahan dalam siksa
Aku bertahan dalam senang
senang yang tak menyakitkan
suara anak kecil berteriak polos
penuh permainan yang memaknai



"Miliaran harapan dan mimpi dengan sedikit permainan dibelakangnya"
^_^
Wahyu Suradi Pranata
2010

Sebuah pesan tuk sahabatku...

Sahabatku....

Renungkanlah :
Peluang kegagalan sama besarnya dgn peluang keberhasilan...

Al-mutanabi pernah berkata " kalau bukan karena kesulitan maka semua orang akan jadi pahlawan"...

Orang besar,, tidak akan besar tanpa melalui kesulitan & rintangan...

Taukah engkau,, bahwa ada rahasia orang-orang besar yg berhasil melampaui kegagalannya :
1. Ia masih punya mimpi yg tdk akan hancur hanya gara-gara kegagalan..
2. Ia bisa mengambil hikmah , pelajari kegagalan dan menjadikan semua itu menjadi sbuah pintu kemenangan..
3. Percaya kpada WAKTU,, karena setiap kemenangan ada jadwalnya..


(NN)

"TENTANG WAKTU" oleh Hendi Kurniah

Gunakanlah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan...

Gunakanlah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi...

Gunakanlah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan...

Gunakanlah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan...

Gunakanlah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa dari Tuhan...

Gunakanlah waktu untuk tersenyum, itu adalah musik yang menggentarkan hati...

Gunakanlah waktu untuk memberi, itu adalah keberartian hidup...

Gunakanlah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan...

Gunakalah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga...

Rencana Tuhan itu Indah

Rencana Tuhan itu Indah
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: “Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas.” Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku.
Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil: ” anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. “ Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata:”Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah: “Allah, apa yang Engkau lakukan? “ Ia menjawab : ” Aku sedang menyulam kehidupanmu.” Dan aku membantah,” Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?” Kemudian Allah menjawab,” Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.”

by Mohamad Ridwan Surono,
( Dosen terbaik. menurut ku )

From D.J. Dwi Notes